Selasa, 14 Januari 2014

Masih Bau Mulut, Meski Sudah Sikat Gigi. Kenapa ya?

Bau mulut masih juga tak kunjung hilang, meskipun sudah sikat gigi? Apa sebabnya? Dilansir Mamasource, berikut penyebab bau mulut tak kunjung hilang setelah sikat gigi:

1. Kondisi medis
Penyakit-penyakit seperti gigi rusak, infeksi pernafasan, pencernaan atau penyakit hormonal bisa menyebabkan bakteri berkembang lebih banyak dalam mulut. Konsultasikan dengan ahlinya untuk mengatasi bau tersebut.

2. Masih ada partikel makanan yang terselip di mulut
Itulah perlunya menyikat gigi dengan benar, karena sedikit saja sisa makanan yang tertinggal masih bisa bikin bau mulut. Mereka yang memakai gigi palsu berisiko lebih besar memiliki bau mulut akibat berkembangnya bakteri dari sisa makanan.

3. Bakteri masih menempel di lidah
Orang biasanya rajin sikat gigi tapi lupa membersihkan lidah. Padahal, bakteri yang ada di lidah bisa menumpuk dan berkembang juga. Biasakan membersihkan lidah ketika warnanya sudah mulai berubah, karena itu tanda adanya bakteri di mulut.

4. Air liur dalam mulut kurang
Dalam mulut terdapat air liur, dan tanpa produksi liur yang cukup, mulut akan menjadi bau. Alkohol, kafein, dehidrasi atau efek samping obat bisa menyebabkan air liur berkurang dan mulut menjadi kering. Minum air putih yang banyak atau kunyahlah permen karet untuk memicu produksi air liur. Hindari menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol karena hanya akan menambah masalah.

5. Kurang konsumsi karbohidrat
Ketika tubuh kurang mendapat asupan karbohidrat, pembakaran dalam tubuh untuk menghasilkan energi digantikan oleh cadangan lemak yang disebut ketosis. Akibatnya, tubuh akan mengambil air lebih banyak dari bagian tubuh lainnya, termasuk air liur, dan itu menyebabkan mulut kering dan bau.

6. Perokok
Nikotin, tar, dan kandungan dalam rokok bisa membuat nafas tidak segar. Ketika merokok, kelembaban dalam mulut pun akan berkurang dan itu adalah gejala awal dari bau mulut. Selama masih punya kebiasaan merokok, mulut pun berisiko bau

7. Stres
Stres biasanya berhubungan dengan masalah pencernaan dan bisa mengganggu kehigienisan mulut dan saraf-saraf di sekitarnya. Berlatihlah saah satunya dengan mengambil nafas dalam-dalam, jalan-jalan bersama binatang piaraan atau ikutilah kelas senam untuk menghilangkan stres. Enjoy your life!

Penyebab Rusaknya Gigi

Berikut kami uraikan beberapa hal yang kadang tidak disadari bahwa ini dapat merusak gigi Anda:

1. Mengonsumsi terlalu banyak makanan asam
“Makanan yang mengandung asam juga bisa mengikis email gigi,” ujar Kakanantadilok. Ini menjadi masalah karena lapisan pelindung terluar dari gigi tersebut tidak pernah bisa kembali lagi. Jaringan saraf di bawahnya kehilangan lapisan pelindung, dan Anda mungkin akan mulai merasakan nyeri gigi saat mengalami kondisi dingin atau panas. Beberapa makanan asam dan penyebab erosi adalah minuman soda, jus jeruk, anggur, minuman energi, permen karet yang asam dan lemon. 

Jika Anda sulit menolak godaan makanan perusak gigi tersebut, setidaknya cobalah menetralisir kadar pH di mulut Anda dengan mengonsumsi air atau keju sebagai teman makanan yang asam tersebut, tutur Keel. Daripada langsung meminum minuman asam dengan mulut Anda, gunakanlah sedotan untuk membatasi kontak dengan gigi, ujar dokter gigi Richard H. Price, seorang penasihat konsumen American Dental Association.

2. Mengonsumsi makanan panas lalu minum air dingin
Ketika Anda menggigit sepotong pizza panas, Anda sedang melebarkan email gigi Anda. “Lalu Anda meminum soda dingin dalam jumlah besar, tidak dengan sedotan, dan apa yang Anda lakukan dapat menyebabkan kontraksi,” ujar Price. Hal itu bisa membuat apa yang disebut “garis tak beraturan” – sebuah garis retak vertikal dan setipis rambut di email gigi yang bisa menimbulkan noda dan kerusakan. “Hal itu serupa dengan apa yang akan terjadi pada piring keramik yang dibawa dari tempat panas ke tempat dingin, kata Price.  
“Gigi akan berkontraksi atau melebar seiring perubahan suhu,” ujar Casamassimo. “Saat hal itu terjadi, jika perilaku tersebut dilakukan terlalu cepat, bisa merusak.” 

3. Menyikat gigi terlalu keras
“Jika Anda menyikat gigi terlalu keras, Anda bisa mengikis email gigi dan menyebabkan sensitivitas bahkan resesi gusi,” kata dokter gigi Nuntiya Kakanantadilok, direktur divisi kedokteran gigi anak di Montefiore Medical Center, New York City. Belilah sikat dengan bulu yang lembut dan sikatlah dengan pola melingkar, bukan dari sisi ke sisi, ujarnya.   

4. Terlalu banyak menggunakan pemutih gigi
Memang wajar menginginkan gigi seputih mutiara. Lagi pula, kata Price, “Seiring bertambahnya usia, gigi semakin menghitam.” Namun jangan melakukannya secara berlebihan. “Pada dasarnya, Anda memaparkan gigi Anda ke asam yang sangat ringan,” ujar Kakanantadilok. “Memutihkan gigi secara berlebihan bisa melemahkan email gigi. Seiring berjalannya waktu, bahkan asam ringan bisa mengikis kandungan mineral dari gigi, menyebabkan email gigi menjadi keropos dan pada akhirnya hancur dan gigi menjadi lebih sensitif.”
Profesional ini mengatakan bahwa pemutih gigi tanpa resep biasanya lebih ringan dibanding sistem pemutih gigi dengan resep. Lagi pula siapa sih yang ingin gigi mereka terlihat putih seperti permen karet Chiclets? “Kami mencoba untuk mendidik masyarakat bahwa warna gigi yang ‘normal’ bukanlah putih tapi lebih berwarna putih gading,” ujar Paul Casamassimo, direktur Pediatric Oral Health Research and Policy Center for the American Academy of Pediatric Dentistry. 

5. Menggunakan gigi sebagai “alat bantu”
Banyak orang yang melakukannya tanpa sadar. “Gigi ditujukan untuk mengunyah makanan dan terlihat bagus saat Anda tersenyum, bukan untuk membuka bungkus permen atau menghancurkan es batu,” ujar dokter gigi Warren Brill, presiden American Academy of Pediatric Dentistry. 
Jika Anda menggunakan gigi Anda untuk membuka kaleng kornet, tutup botol, atau apa pun, perbuatan itu bisa menimbulkan keretakan mikro yang mungkin terlihat jelas selama bertahun-tahun, kata Kakanantadilok. Perilaku salah tersebut juga bisa menyebabkan gigi Anda patah atau ditambal karena berlubang. 

6. Menggunakan pasta gigi yang salah
Pilih salah satu pasta gigi yang tidak terlalu bersifat mengikis (abrasive). Tingkat FDA pasta gigi menggunakan skala “relative dentin abrasion” (RDA). Semua skala di atas 100 dianggap abrasive (mengikis), di atas 150 sangat abrasive, dan di atas 200 tidak direkomendasikan, kata Kakanantadilok. Sebagai referensi untuk Anda, ada pasta gigi seperti Colgate Total berskala 70, Colgate Baking Soda & Peroxide Whitening Toothpaste berskala 145, dan Arm & Hammer Dental Care PM berskala 168.         

Gunakan pastagigi dengan fluoride. Mineral tidak bisa mengembalikan email gigi, namun hal itu berperan penting dalam membuat gigi lebih kuat. “Ini seperti memakai jas pelindung hujan atau menyemir sepatu Anda,” kata Keels. 

7. Tidak menyikat dan membersihkan gigi secara cukup

Sebagian orang berpikir mereka telah merawat gigi mereka dengan tepat – sayangnya mereka keliru jika mereka tidak menyikat gigi selama dua menit sehari, dua kali sehari. Jika yang terjadi sebaliknya, dapat meningkatkan kemungkinan bahwa gigi Anda bakal berlubang, dan jika tidak ditangani bisa menyebar ke rahang dan menyebabkan infeksi. Jika Anda sedang bekerja dan tidak membawa sikat gigi Anda, solusi terbaik adalah tetap menyimpan sekotak dental floss (benang gigi) di saku atau laci Anda. “Yang paling penting adalah bersihkan gigi Anda,” kata Keels.(ac/wy)